Judul : "Aku Saja yang Ditabrak", Pilu Ibu Sujud di Jalanan, Syok Anaknya Tewas Kecelakaan saat Pergi Sekolah
link : "Aku Saja yang Ditabrak", Pilu Ibu Sujud di Jalanan, Syok Anaknya Tewas Kecelakaan saat Pergi Sekolah
"Aku Saja yang Ditabrak", Pilu Ibu Sujud di Jalanan, Syok Anaknya Tewas Kecelakaan saat Pergi Sekolah
Ibu korban (jilbab cokelat) kecelakaan dengan bus BRT sujud di jalan tepat di depan lokasi anaknya tewas di Jalan Pawiyatan Luhur, Kota Semarang, Jumat (7/1/2022).
www.viralsepekan.my.id - Seorang ibu begitu terpukul mendengar kabar putri tercintanya meninggal karena kecelakaan.
Putrinya yang duduk di kelas 2 SMK Farmasi di Semarang tewas dalam kecelakaan maut Semarang.
Korban saat kejadian hendak berangkat untuk sekolah. Namun kecelakaan tak terhindarkan.
Ibu korban yang mendatangi lokasi kejadian tak mampu menahan tangisnya.
Meski dipukul cobaan anaknya meninggal, wanita berjilbab cokelat itu tetap tegar tak pingsan.
"Ya Allah, Anak ku, ojo ninggalke Ibu (Ya Allah, Anak ku, jangan tinggalkan Ibu)," tuturnya.
Ia terus berteriak mempertanyakan kejadian yang merenggut nyawa anaknya tersebut.
Ia juga terus menyebut nama anaknya itu.
"Tiap hari saya suapin kenapa sekarang ditabrak? salahe opo? Kenapa ditabrak?," katanya sambil terus menangis.
Sebaliknya, di sudut jalan, bawah pohon mahoni, ayah korban duduk bertikar tanah dengan wajah tertunduk sembari terus menyebut lafal Allah.
Melihat kondisi Ibu korban, sejumlah relawan Kota Semarang terus menenangkannya.
Ketika mobil jenazah datang lalu mengevakuasi anaknya, ibu korban sempat ikut masuk ke dalam mobil namun keluar kembali.
Ia sangat tak tega melihat anaknya terbungkus kantung mayat warna biru.
Selepas keluar dari mobil jenazah, ia sujud di jalan beraspal, persis di depan lokasi anaknya terlibat kecelakaan maut.
"Ojo ditabrak anak wedok ku, aku ae aku ae seng ditabrak. Ojo anak ku mesak ke
(Jangan ditabrak anak perempuan mu, aku saja, aku saja yang ditabrak, kasihan dia)," teriaknya berulang kali sembari bersujud di jalan.
Kedua orangtua korban akhirnya ikut naik mobil jenazah untuk mengantarkan anaknya ke ruang jenazah RSUP Kariadi Semarang selepas ditenangkan oleh sejumlah relawan.
Kecelakaan maut tersebut terjadi di dekat Kampus Unika Soegijapranata, Jalan Pawiyatan Luhur, Tinjomoyo, Banyumanik.
Peristiwa nahas itu terjadi pukul 06.15 WIB.
Tubuh pelajar warga Banaran, Gunungpati itu posisi terakhir di bawah kolong bus.
"Iya korban tewas di tempat, masih mengenakan seragam pramuka," jelas saksi mata, Sutarno kepada Tribunjateng.com.
Ia ketika kejadian sedang bertugas di pos satpam dekat lokasi kecelakaan.
Mendengar suara benturan keras dari jalan, ia lantas keluar lalu melihat korban sudah berada di kolong bus sisi kiri.
"Penyebab pasti kecelakaan kurang tahu," terangnya.
Menurutnya, sewaktu kejadian kedua kendaraan memang berjalan searah dari arah Sampangan ke Kampus Unika.
Korban mengendarai motor Vario warna hitam pelat H5792ARD.
"Kedua kendaraan melintas searah, kerusakan motor tidak terlalu parah hanya tergores," ujarnya.
Pengamatan Tribunjateng.com di lokasi kejadian, korban sudah dibawa ke RSUP Kariadi Semarang, pukul 07.15.
Barang bukti berupa motor dan bus juga sudah diamankan oleh pihak kepolisian.
Arus lalu lintas sempat tersendat di lokasi kejadian imbas dari kecelakaan.
Tampak kedua orangtua korban menangis histeris saat berada di lokasi kejadian.
Tribunjateng.com juga masih berusaha mengkonfirmasi pihak kepolisian terkait kecelakaan tersebut.
'Kupeluk Dulu Ya Allah' Tangis Pilu Suranti, Anak Tewas Tenggelam di Pantai Glagah
Tangis seorang ibu bernama Suranti pecah di depan jasad anaknya yang tewas tenggelam.
Anak berinisial PR (9) tenggelam di Pantai Glagah Jogja.
Jenazahnya telah tiba di rumah duka, Dukuh Jlombong, Kecamatan Musuk, Boyolali, Kamis (6/1/2022).
Dengan merangkul sang istri Suranti, Ismadi langsung membawa jenazah anaknya itu dari mobil ambulans ke teras rumah.
Keluarga pun langsung memeluk Suranti yang sedari tadi terus menangis dan memanggil-manggil anak perempuan yang telah terbujur kaku di dalam peti jenazah.
Derita yang sangat besar dirasakan Ismadi.
Dia yang semula nampak tegar pun tak kuasa menahan kesedihannya setelah dua anaknya, yakni anak pertama dan ketiga meninggal dunia dalam musibah kecelakaan di pantai Glagah, Kulonprogo, Yogyakarta.
Ismadi yang mencoba berdiri setelah isterinya ditenangkan kerabat serta warga pun sempat pingsan.
Semula dia yang berjalan menuju peti jenazah yang akan dikeluarkan dari mobil ambulanc tiba-tiba terhuyung-huyung lalu ambruk.
Beberapa orang lalu membopongnya kedalam rumah.
Setalah disholatkan, jenazah almarhumah langsung dimakamkan di areal pemakaman umum dukuh setempat.
PR dimakamkan tepat di bawah makam almarhum kakaknya, Fatih Deandra Auliaska.
Suranti seakan tak ingin menyudahi tangisannya.
Dia yang mengikuti pemakaman ini terus histeris diatas makam anak pertamanya, Aska.
Keluarga dan kerabat yang mencoba menghibur tak mempan untuk meredakan isak tangis Suranti yang memanggil-manggil kedua anaknya itu.
Hingga proses pemakaman ini selesai, dia nampak masih terus menangis histeri.
Bunga, yang dia bawa pun dia persembahkan untuk anak.
“Iki kembang dienggo anakku wedok sing ayu dewe (ini bunga untuk anak perempuan saya yang paling cantik),” kata Suranti kepada beberapa kerabat yang mencoba menenangkan.
Suranti yang awalnya tak ingin kembali ke rumah.
Dia masih ingin berada di makam ini untuk menemani kedua anaknya.
Hingga akhirnya tokoh masyarakat mengambilkan bunga tabur dan membacakan doa agar dia tenang dan mau pulang.
Sambil memeluk pusara anaknya, dia terus menyebut anaknya sambil menangis.
“Nak sayangku.. nak sayangku,” ucapnya.
Diapun kembali menolak ajakan pulang suami yang terus mendapinginya.
“Kosek-kosek, anakku ijek neng kene dewe, kosek-kosek (sebentar-sebentar, anak perempuanku masih disini sendiri, sebentar),” katanya.
“Kosek-kosek, tak meluk anakku wedok sik ya Allah (Sebentar tak memeluk anak perempuanku sebentar ya allah),” ucapnya kepada keluarga yang mengajak pulang sembari menangis histeris.
Setengah dipaksa, Suranti akhirnya mau meninggalkan makam anak tersebut.
Sebelum benar-benar meninggalkan makam, dia kembali mendatangi makam anaknya yang pertama untuk berpamitan.
“Pulang dulu ya nak, Allah akan membuatkan istana yang indah,” pungkasnya.
Kronologi Kejadian
Kecelakaan air menimpa 4 orang warga Dukuh Jlombong, Desa Pusporenggo, Kecamatan Musuk, Boyolali.
Empat orang hanyut di pantai Glagah, Kulonprogo, Yogyakarta, Rabu petang (6/1/2022).
Akibat peristiwa itu, satu orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, 2 orang selamat dan satu korban sampai saat ini masih dalam upaya pencarian.
Sunarjo yang ikut dalam rombongan menceritakan sebenarnya berwisata ke pantai Glagah ini hanya sebagai ampiran saja.
Dimana, niat keluarga sebenarnnya hanya untuk membantu pindahan rumah anaknya yang ada di Wates, Kulonprogro, Jogja.
Awalnya hanya dia dan keluarganya saja yang ke rumah anaknya itu.
Namun, keponakan-keponakannya serta adik-adiknya yang mendengar rencana ini kemudian berencana ikut membantu.
Termasuk keluarga Ismandi, ayah korban meninggal yang datang ke rumah dan meminta diajak untuk membantu pindahan di Wates, Kulon Progro, Jogjakarta.
“Akhirnya kita ber 15 berangkat, dari sini setengah sembilan. Sampai disana itu jam 11.00 WIB. Setelah itu beres-beres pindahan setelah itu tidur,” ujarnya.
Berhubung sudah sampai di Jogja, tak lengkap rasanya jika tak mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada.
Rombongan kemudian berniat untuk mengunjungi Yogyakarta International Airport (YIA), Kulon Progo untuk swafoto.
Berlanjut ke Pantai Glagah sekitar pukul 15.00 WIB. Di sana mereka bermain air cukup lama. Awalnya hanya di bibir pantai saja.
Namun, empat orang, yakni Ismandi, anak pertama Andra, anak bungsu Radinka Putri (9) dan satu keponakan Zulfa Ulil Absa (16) menyebrang ke gundukan pasir di tengah-tengah Sungai Serang.
Sedangkan rombongan lainnya masih asyik bermain di bibir pantai, termasuk ibu korban dan anak laki-laki kedua Ismandi.
"Sekitar pukul 17.00 WIB keluarga saya empat orang mentas. Kami naik untuk pesan makan malam, seafood. Selesai pesan, kok mereka gak naik-naik ke warung,” katanya.
“Saya sama anak saya ini coba menelepon berkali-kali, tapi gak ada yang mengangkat. Perasaan saya sudah tidak enak. Lalu ada satu ponakan yang bisa di telepon, saya diminta ke sana cepet, bahaya ini. Dia gak bilang kalau tenggelam," kenangnya.
Kagetnya dia saat mendengar anaknya diminta datang cepat.
Apalagi, banyak warga yang jalan mulai meninggalkan pantai sambil membicarakan kejadian yang baru saja dilihat wisatawan lain itu.
Hatinya semakin tak karuan, saat wisatawan itu bicara mengenai jumlah korban selamat dan tidak selamat.
Benar saja, saat melihat kondisi adiknya dan keponakannya telah terhanyut dan ada relawan yang mulai melakukan pencarian.
"Ombaknya tinggi lalu pas arus balik gak bisa nahan. Yang gak bisa renang gak bisa balik (Hanyut,). Yang selamat adik saya (Ismandi,red) dan keponakan Zulfa karena bisa berenang,” imbuhnya.
Demikianlah Artikel "Aku Saja yang Ditabrak", Pilu Ibu Sujud di Jalanan, Syok Anaknya Tewas Kecelakaan saat Pergi Sekolah
Sekianlah artikel "Aku Saja yang Ditabrak", Pilu Ibu Sujud di Jalanan, Syok Anaknya Tewas Kecelakaan saat Pergi Sekolah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel "Aku Saja yang Ditabrak", Pilu Ibu Sujud di Jalanan, Syok Anaknya Tewas Kecelakaan saat Pergi Sekolah dengan alamat link https://kampungan4rt.blogspot.com/2022/01/saja-yang-ditabrak-pilu-ibu-sujud-di.html