Judul : Akibat Pandemi, Dusun di Boyolali Berbenah Jadi Kampung Kandang Kambing Beromzet Rp1 Miliar Sebulan
link : Akibat Pandemi, Dusun di Boyolali Berbenah Jadi Kampung Kandang Kambing Beromzet Rp1 Miliar Sebulan
Akibat Pandemi, Dusun di Boyolali Berbenah Jadi Kampung Kandang Kambing Beromzet Rp1 Miliar Sebulan
Sebuah dusun kecil di Boyolali yang sebelum pandemi generasi mudanya banyak bekerja serabutan bahkan menganggur, gara-gara pandemi justru banyak menjadi pengusaha kendang kambing. Para pengusaha baru ini kini menghasilkan omzet lebih dari Rp1 miliar sebulan.
Sebelum masuk ke Indonesia, virus corona yang melanda Wuhan, Cina pada akhir 2019 berdampak pada bisnis yang digeluti oleh Tanri Sugiarto, pemilik Karebet Studio di Dusun Manggis Dawar, Boyolali. Menekuni bisnis kecil-kecilan barang antikan berbahan dasar kayu, membuat usahanya lebih dulu terdampak pandemi ketimbang usaha lain yang ada di Indonesia.
Puncaknya, pada November 2019, semua ekspor dihentikan. Padahal penjualan barang antik paling banyak diserap oleh para pengepul di Bali yang kemudian diekspor,. Sementara Tanri mempunyai beberapa tukang kayu yang bekerja kepada dia. Mau tidak mau, dia mesti memutar otak bagaimana supaya mereka bisa tetap mendapatkan pemasukan.
Tak lama, isu lockdown malah makin santer terdengar. Hal itu membuatnya tak berani punya target muluk-muluk, cukup bagaimana membuat kebutuhan pangan dia dan orang-orang di sekitarnya aman.
“Karena saya punya tukang kayu di rumah, punya lahan yang cukup, ada kayu juga, kemudian buatlah kandang kambing. Awalnya untuk sendiri,” kata Tanri Sugiarto ketika ditemui, di tempat kerjanya di Boyolali, Minggu (2/1).
Sekadar iseng, Tanri mengunggah foto-foto kandang kambingnya ke sosial media. Tanpa diduga, ternyata banyak orang-orang yang tertarik untuk dibuatkan kandang kambing juga.
Melihat peluang pasar yang cukup besar, Tanri memutuskan untuk menekuni bisnis kandang kambingnya dengan tetap menggunakan nama Karebet Studio di kampung halamannya di Desa Manggis, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah.
Sepanjang pandemi, permintaan kandang kambing yang dia terima cukup banyak dan tetap stabil sampai saat ini. Dalam sebulan, rata-rata dia bisa menjual kandang kambing dengan kapasitas hingga 500 ekor ternak dengan omzet saat ini sudah menyentuh angka Rp250 juta.
“Keuntungan bersihnya sekitar 10 persennya, ya sekitar Rp25 juta lah,” ujarnya.
Sebagian besar pembeli kandang kambingnya berasal dari DIY, namun tidak sedikit juga yang berasal dari daerah lain seperti Banyuwangi, Bogor, hingga Bali. Saat didatangi, dia sedang mengerjakan pesanan kandang dari daerah Magelang dengan kapasitas mencapai 1.000 ekor.
“Ukurannya lebar 4,5 meter panjangnya 15 meter dengan harga Rp 50 juta,” kata Tanri.
Jadi Kampung Kandang Kambing dan Tak Ada Pengangguran
Sejak awal, Tanri hanya memasarkan kandang-kandang yang diproduksi melalui media sosial Facebook. Bahkan dalam enam bulan pertama, 100 persen penjualannya hanya berasal dari Facebook. Baru setelah itu mulai ada pesanan kandang kambing dari masyarakat sekitar.
“Sekarang sekitar 90 persen pemesan itu dari Facebook, sisanya baru masyarakat sekitar,” ujarnya.
Sekitar separuh dari orang-orang yang memesan kandang kambing kepada dia adalah peternak baru. Tiap bulan, selalu ada lima sampai tujuh peternak baru yang memesan kandang ke Karebet Studio. Dan sampai saat ini, tren itu tak juga menurun.
Pandemi membuat banyak orang mengalami masalah dengan pekerjaannya. Untuk berjaga-jaga jika suatu saat kondisi pekerjaan makin sulit, atau bahkan menjadi korban PHK, mereka kemudian menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli kandang kambing dan mulai beternak.
“Ada juga yang beli untuk men-support orang tuanya di rumah yang sudah mulai siap-siap untuk pensiun, jadi bikin kegiatan di rumah sekalian investasi juga,” ujarnya.
Saat ini, Tanri mulai berusaha untuk menjalin kemitraan dengan pihak lain untuk dapat mengembangkan sektor peternakan di desanya. Pasalnya, selain sudah banyak warga yang bisa membuat kandang kambing, di desanya juga masih tersedia banyak lahan kosong. Menurutnya, jika lahan-lahan kosong itu dapat dikembangkan jadi tempat peternakan kambing, perekonomian masyarakat bisa semakin baik.
“Tapi untuk beli kambing dan perawatannya kan butuh biaya besar, jadi kami butuh kemitraan,” kata Tanri.
Demikianlah Artikel Akibat Pandemi, Dusun di Boyolali Berbenah Jadi Kampung Kandang Kambing Beromzet Rp1 Miliar Sebulan
Sekianlah artikel Akibat Pandemi, Dusun di Boyolali Berbenah Jadi Kampung Kandang Kambing Beromzet Rp1 Miliar Sebulan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Akibat Pandemi, Dusun di Boyolali Berbenah Jadi Kampung Kandang Kambing Beromzet Rp1 Miliar Sebulan dengan alamat link https://kampungan4rt.blogspot.com/2022/01/akibat-pandemi-dusun-di-boyolali.html